Breaking News

Skrining Kesehatan Mata untuk Anak Melalui Website Cermata

 Skrining Kesehatan Mata untuk Anak Melalui Website Cermata

Skrining Kesehatan Mata untuk Anak Melalui Website Cermata

PolaKesehatan- Health Collaborative Center (HCC), Laulima Eye Health Initiative, dan Indonesian Health Development Center (IHDC), mengeluarkan website untuk skrining kesehatan mata untuk beberapa anak namanya Cermata. Proyek Leader sekalian periset khusus Cermata dr. Kianti Raisa Darusman, SpM(K), menjelaskan jika skrining mata ini adalah penyesuaian lokal dari WHOeyes dan berbasiskan ilmiah. "Cermata kami bangun dengan dasar ilmiah memakai PedEyeQ (Pediatric Eye Questionnaire) untuk memandang imbas keadaan mata pada kualitas hidup anak umur lima sampai 11 tahun," kata dr. Kianti dalam pertemuan jurnalis penyeluncuran Cermata di Jakarta Selatan, Kamis (9/10/2025).

Kesehatan mata terkait dengan prestasi

Menurut dr. Kianti, juta-an anak di Indonesia alami prestasi yang turun dan kurang optimis karena pandangan yang buruk. Kadangkala, anak juga tidak paham jika pandangan mereka memiliki masalah.

Baca Juga : Tanda-tanda Alergi Gluten yang Harus Dicurigai, Tidak Hanya Perut Kembung

Walau sebenarnya, pergerakan yang kini sedang digaungkan oleh pemerintahan Indonesia ialah Indonesia Emas 2045. Tetapi, hal itu cuma dapat diraih saat sumber daya manusia (SDM) pintar, unggul, dan sehat, yang dapat terjadi saat mata sehat.

"Di Jakarta sendiri, semenjak wabah, ada 40 % anak umur SD terdeteksi masalah refraksi dan memerlukan kacamata. Pada beberapa anak dengan disabilitas di SLB, angkanya dapat bertambah lebih dari 50 %," papar dr. Kianti.

Berdasar riset yang sudah dilakukan oleh dr. Kianti di tahun 2024, pemberian kacamata pada anak SD dengan masalah kesehatan mata, menolong tingkatkan prestasi akademis mereka, khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Sains. "Maknanya, sebuah kacamata menjadi pintu masuk untuk tingkatkan prestasi belajar," ikat dr. Kianti, yang berpraktik di Eka Hospital BSD ini.

Rintangan dalam skrining kesehatan mata Baiknya anak umur sekolah lakukan skirning kesehatan mata, tetapi di Indonesia angkanya masih rendah. Satu diantaranya karena minimnya tenaga terbiasa untuk lakukan skrining kesehatan mata karena metode yang dipakai sekarang ini ialah Snellen chart. Disamping itu, tidak seluruhnya sekolah mempunyai ruang yang ideal untuk lakukan skrining kesehatan mata dengan Snellen chart. Orang-tua dan guru juga banyak yang masih kurang memahami mengenai bagaimana mengetahui masalah pandangan pada anak, dan anak jarang-jarang mengeluh jika pandangan mereka menyusut. "Dan program skrining kesehatan mata belum terpadu secara mekanismeik dalam peraturan pendidikan dan kesehatan nasional, mungkin belakangan ini saja," tutur dr. Kianti.

Skrining kesehatan mata dimanapun Kehadiran Cermata memungkinkannya orang-tua dan guru lakukan skrining kesehatan dimanapun, baik itu sekolah, rumah, atau sarana kesehatan, hanya karena membutuhkan gawai. Hasil mendeteksi dini kesehatan mata melalui website Cermata bisa dipakai sebagai referensi untuk pemeriksaan selanjutnya di sarana kesehatan paling dekat . Maka, masalah kesehatan anak dapat segera terselesaikan. "Cermata telah dites dengan ilmiah . Maka, semua prosesnya didasari oleh instrument baku yang telah dipakai di riset-penelitian sebelumnya. Hasil validitasnya juga kami tes, hingga terarah secara ilmiah," terang dr. Kianti.

Baca Juga : Sekedar Info Berita

Menteri Kesehatan Republik Indonesia masa 2014-2019 Prof. Nila F Moeloek, penasihat khusus peningkatan Cermata, menambah jika digitalisasi skrining kesehatan mata adalah perubahan yang bagus untuk kesehatan warga Indonesia. "Cermata dibuat inklusif untuk beberapa anak dengan disabilitas memakai alat tolong huruf E bikin. Basis ini sudah lewat proses pindah bahasa oleh penerjemah tersumpah dan penuhi standard legalitas ilmiah," ungkapkan Nila yang adalah Ketua Dewan Pembimbing IHDC dalam peluang sama.

0 Comments

© Copyright 2022 - polahidupsehat