Akses Obat Imunosupresan Jadi Rintangan Pasien Tranplantasi Ginjal
Polakesehatan - Perkembangan dalam tehnologi dan teknik transplantasi ginjal sudah bawa keinginan baru untuk juta-an pasien gagal ginjal di penjuru dunia. Bila dulu pasien cuma tergantung pada bersihkan darah sepanjang umur, sekarang pencangkokan ginjal bisa secara krusial tingkatkan kualitas sekalian keinginan hidup mereka.
Pasien bersihkan darah (hemodialisis) yang disebabkan karena diabetes melitus dipastikan mempunyai keinginan hidup sekitaran 8 tahun. Tetapi, bila pasien itu lakukan transplantasi ginjal, keinginan hidupnya dapat bertambah menjadi 25 tahun. Di Indonesia, tingkat kesuksesan transplantasi ginjal telah sama dengan negara maju, yakni capai 93 %. Tetapi, angka transplantasi di Indonesia masih rendah, khususnya saat dibanding beberapa negara Asia yang lain, yaitu cuma 130 kasus pada 2018-2019, jauh ketinggalan dari Thailand dengan 781 kasus, Vietnam 1.000 kasus, Korea Selatan 3.583 kasus, dan Turki capai 5.455 kasus.
Walau sebenarnya, proses cangkok ginjal memungkinkannya badan berperan lagi lebih maksimal, kurangi kecapekan, dan memberikan kebebasan dari kegiatan rutin dialisis yang meletihkan.
NF (16), remaja asal Tanjung Pinang, didiagnosa gagal ginjal kronik karena abnormalitas bawaan renal agenesis saat umurnya baru 8 tahun. Mulai sejak itu, setiap harinya disanggupi perawatan klinis dengan kegiatan rutin yang meletihkan, termasuk harus bertandang ke rumah sakit untuk jalani bersihkan darah.
Baca Juga : Gejala Gagal Ginjal Fase Awalan yang Kerap Diketahui
Titik kembali hidupnya terjadi pada April 2019. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, dia terima donor ginjal dari ayahnya. Transplantasi itu tidak cuma selamatkan hidupnya, tapi juga memberikannya peluang untuk melakukan aktivitas lagi dengan lebih bagus. 6 tahun berlalu, walaupun dia harus konsumsi obat imunosupresan sepanjang umur, tetapi hidupnya lebih konstan dibandingkan saat awalnya sakitnya.
Tetap menjaga prosedur kesehatan dan kebersihan lingkungan dengan ketat, NF sekarang dapat jalani homeschooling, ikuti les biola, les bahasa Mandarin, sampai beragam aktivitas yang lain. Hidupnya disanggupi lagi hubungan dan kegiatan yang mewarnai baru. Keutamaan obat imunosupresan Tetapi, perjalanan pasien tidak stop sesudah operasi.
Untuk menghambat penampikan organ baru oleh badan, mereka harus konsumsi obat imunosupresan sepanjang umur, sebuah cara penting yang menuntut disiplin tinggi supaya ginjal hasil transplantasi masih tetap berperan secara baik. Untuk pasien transplantasi ginjal yang jauh dari kota besar seperti NF, akses pada obat imunosupresan adalah rintangan yang perlu ditemuinya. Apalagi sekarang ini ada pergantian merk obat. Seperti umumnya pasien, NF cemas obat yang baru ini bisa mempengaruhi keadaan badannya, khususnya dampak negatif penampikan organ.
Baca Juga : Sekedar Info Berita
Selainnya harus teratur konsumsi obat imunosupresan, pasien transplantasi diharuskan jalani pemeriksaan kandungan tacrolimus secara periodik. Tacrolimus adalah obat khusus untuk menghambat penampikan ginjal pascatransplantasi.
Di Tanjung Pinang, pemeriksaan ini tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan dan cuma ada di sarana kesehatan swasta dengan ongkos lebih satu juta rupiah setiap test. NF juga harus jalaninya minimal 2x dalam satu bulan. Tersedianya obat pascatransplantasi yang berkesinambungan dan gampang dijangkau benar-benar ditunggukan oleh pasien supaya mereka bisa menjaga kesehatannya.
Dibutuhkan kerjasama dari Kemenkes, BPOM, RSUPN Cipto, komune pasien, dan organisasi karier untuk membikin roadmap nasional program transplantasi yang berkesinambungan, benar, dan dapat dijangkau.
0 Comments